Semarak P5RA MAN 4 Jombang PP. Mamba’ul Ma’arif, Permainan Tradisional Jadi Sarana Edukasi 

Kab. Jombang (MAN 4) – Dilaksanakan di Gedung K.H. Hasyim Asy’ari, MAN 4 Jombang, kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA) kembali digelar pada Sabtu (15/6/2025). Mengusung tema Kearifan Lokal: Permainan Tradisional, kegiatan ini menyita perhatian karena melibatkan ratusan siswa kelas X dan XI yang terlibat langsung memainkan permainan-permainan khas Nusantara.

Beragam permainan seperti benteng, congklak (dakon), egrang, engklek, hingga lompat tali dimainkan secara berkelompok di depan semua peserta P5RA. Suasana menjadi semarak dengan sorak-sorai dan gelak tawa para peserta.

Kepala MAN 4 Jombang, Moh. Ilyas, mengatakan bahwa permainan tradisional seperti egrang bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari warisan budaya yang dapat membentuk karakter dan memperkuat identitas siswa.

“Kenapa harus main egrang padahal sekarang sudah ada sepeda listrik? Karena egrang adalah warisan budaya. Kita harus bangga Indonesia punya ratusan tradisi yang tetap lestari dan kondusif. Daripada terus-terusan main HP yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan, lebih baik kita lestarikan permainan tradisional dengan memainkannya kembali.” ujar Moh. Ilyas dalam sambutan pembukaannya.

“Permainan seperti congklak (dakon), egrang, engklek, menumbuhkan nilai-nilai seperti gotong royong, sportivitas, dan menghargai budaya sendiri. Ini bagian dari pendidikan karakter yang kami tanamkan lewat P5RA. Kegiatan ini akan berlangsung mulai tanggal 14 – 19 Juni 2025,” imbuhnya.

Salah satu siswa, Enjellia (X-L), mengaku senang karena bisa kembali mengenal permainan masa kecil yang kini mulai jarang ditemui. “Biasanya kalau liburan di rumah kita main HP. Tapi permainan tradisional tentu tidak kalah seru. Ada banyak nilai positif dari permainan ini,” ujar Enjellia di sela kegiatan.

Kegiatan ini menghadirkan Afia Yanur, seorang trainer permainan tradisional yang telah aktif sejak 2019 dan telah melatih di berbagai provinsi serta luar pulau. Ia juga mengelola sanggar RUDEKA (Rumah Merdeka Indonesia) yang fokus pada pelestarian budaya permainan anak. Menurutnya, permainan tradisional memiliki nilai edukatif dan sosial yang tidak dimiliki oleh permainan digital.

“Permainan tradisional membentuk rasa kebersamaan, disiplin, dan empati secara alami. Kalau dilatih dan dimainkan secara rutin, ini bisa jadi alat pendidikan karakter yang kuat. Karena ada filosofi dan banyak manfaat yang dirasakan,” jelas Afia. (hir)

admin man 4 jombang

admin man 4 jombang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *