GENRE EDUCATION

Sabtu(14/03/2020). Suasana aula MAN 4 JOMBANG  ramai dipadati oleh  peserta seminar kenakalan remaja . Peserta ini diambil dari perwakilan setiap kelas 10 &11. Seminar ini diadakan oleh anggota Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dalam rangka program genre dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

Sebelum acara, kegiatan dibuka dengan permainan konsentrasi yang dipandu oleh kak Nila, facilitator dari insan GenRe Pada pukul 09.15, acara pun berlangsung. Acara dimulai dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Selanjutnya sambutan dari guru senior, Bu Ni’mah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kitalah generasi muda yang akan menggantikan posisi beliau kelak. Maka hendaknya kita berperilaku baik sebagai generasi penerus beliau.

            Acara dilanjut dengan kegiatan inti, yakni seminar. Acara ini diisi oleh Bapak Muhammad Fuad atau biasa dikenal dengan Fuad Abdillah. Dalam hal ini, beliau berbagi pengalaman serta memberikan motivasi kepada para peserta. Beliau menjelaskan bagaimana beliau berinteraksi dengan konsultannya.

Beliau juga berbagi ilmu tentang alat reproduksi remaja serta bahaya dari pornografi dan pornoaksi. Dalam seminar ini beliu memaparkan bahwasannya bahaya pornoaksi memberikan dampak negatif bagi alat reproduksi remaja, terutama dalam penularan penyakit seksual. Diantara penyakit menular tersebut yakni virus HIV, siffilis, gonorea dan lainnya. Selain berdampak negatif bagi kesehatan alat reproduksi, pornoaksi memberikan dampak negatif pada mental remaja. Tidak sedikit remaja yang putus sekolah, melakukan aborsi, bahkan bunuh diri dikarenakan kasus dari pergaulan bebas. Di wilayah jombang, kasus tersebut banyak sekali menimpah remaja seusia Sekolah Menengah.Pemaparan materi oleh narasumber berlangsung hingga pukul 11.00 WIB.

Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh salah satu kakak kakak insan GenRe, Nailunnajati. Dalam kesempatan ini, peserta seminar diberi kesempatan untuk bertanya maksimal tiga pertanyaan. Pada akhirnya sesi pertanyaan ditutup dengan dua pertanyaan saja yakni dari Fahmi kelas X MIA 1 dan Husnul Makarim XI MIA 1.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Fahmi yakni “Bagaimana kita mengatasi orang yang memililki gangguan mental?”. Alasan ia menanyakan hal ini didasarkan atas pengalaman pribadinya yang sedang mengatasi temannya yang memiliki masalah tersebut. Di sisi lain, kita hanya membawa jiwa kita saja. Jadi menurut Pak Fuad, cara untuk mengatasi orang yang mengalami gangguan mental yakni dengan cara tidak menjauhinya, tetapi sebisa mungkin kita harus bisa menasihatinya dan mengarahkannya ke jalan yang benar. Tapi jika ia sudah melewati batas dan kita sudah merasa putus asa, kita hendaknya menyerahkannya kepada pihak yang lebih berpengalaman seperti psikolog.

Pertanyaan selanjutnya oleh Husnul Makarim, yakni “saat kita telah meninggal kita tidak membawa apa-apa, lalu apa yang akan menemani jiwa kita di akhirat?”. Hal ini beliau menjawab bahwasanya yang akan menemani jiwa kita adalah amal perbuatan kita. Pernyataan tersebut sekaligus memberikan motivasi kepada remaja bahwasanya dengan dengan perbuatan-perbuatan positif dapat menjauhkan kita dari bahaya seks bebas dan kenakalan remaja.

 

By: FifiWilly@jurnalist

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *