Kunjungan Direktur KSKK Kemenag RI, Beri Pembinaan Guru dan Siswa MAN PK MAN 4 Jombang PP. Mamba’ul Ma’arif

Kab. Jombang (MAN 4) - Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama RI, Nyayu Khodijah, beserta Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi KSKK, Abdul Basit, melakukan kunjungan ke MAN 4 Jombang, Senin (22/9). Kehadiran pejabat pusat tersebut sekaligus memberi pembinaan kepada guru, pembina asrama, dan 144 siswa Program Keagamaan (MAN PK). 

Dalam arahannya, Direktur KSKK Kemenag RI, Nyayu Khodijah mengingatkan pentingnya manajemen waktu bagi siswa. 

“Mantapkan niat dan kelola waktu dengan baik. Ingat, kita yang harus mengatur waktu, bukan sebaliknya. Yang sering merusak waktu adalah penggunaan gawai tanpa kontrol. Karena itu, jangan mudah ikut-ikutan dan tergoda oleh hal-hal duniawi,” pesannya.

Ia menambahkan, kecerdasan yang dimiliki siswa harus sejalan dengan akhlak. “Anak-anak yang cerdas biasanya akhlaknya baik. Di MAN PK, rata-rata IQ siswanya minimal 110. Itu modal yang sangat berharga,” katanya.

Menurutnya, orang dengan IQ tinggi cenderung lebih sukses dalam kehidupan, mudah belajar, serta lebih cepat dalam menyelesaikan masalah. 

“Anak-anak MAN PK sudah punya bekal awal yang baik. Inilah mengapa MAN PK menjadi pilihan tepat, karena tidak hanya mengajarkan kurikulum nasional, tetapi juga memperkuat pendidikan keagamaan,” ujarnya.

Kunjungan ini juga diisi dengan dialog. Guru dan pembina asrama mendapat kesempatan menyampaikan aspirasi terkait pengembangan kurikulum, sementara siswa mengajukan pertanyaan seputar program dan kegiatan MAN PK.

Izza, siswi MAN PK menanyakan mengapa lulusan MAN PK hanya memperoleh satu ijazah. “Kenapa, Bu, kalau kita mengambil MAN PK ijazahnya hanya satu?” tanya Izza.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Nyayu menjelaskan bahwa secara aturan, satu madrasah memang tidak bisa mengeluarkan dua ijazah sekaligus. 

“Jadi, ijazah yang diberikan tetap satu. Namun yang lebih penting adalah pengakuan masyarakat terhadap kualitas lulusan MAN PK,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa lulusan MAN PK memiliki keistimewaan tersendiri. “Saat ini juga ada kerja sama dengan para rektor PTKIN, sehingga lulusan MAN PK akan mendapat karpet merah untuk masuk ke PTKIN. Ke depan, akan saya usulkan agar MAN PK mendapat perlakuan serupa secara resmi,” jelasnya.

Pengasuh asrama MAN PK, Agus Nurul Huda juga menyampaikan usulan terkait pola pembinaan siswa. 

“Anak-anak MAN PK dituntut menguasai kitab turats, bahasa Arab dan Inggris, sekaligus menghafal Al-Qur’an. Dari semua itu, yang paling berat memang hafalan Al-Qur’an. Waktu untuk mempersiapkan hafalan juga terbatas. Karena itu, kami mengusulkan agar siswa dipulangkan lebih awal dari madrasah, sekitar pukul 12 siang, sehingga mereka punya waktu lebih untuk fokus menghafal,” usulnya.

Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi KSKK Kemenag RI, Abdul Basit juga menyampaikan harapan besarnya terhadap lulusan MAN PK. 

“Kami memiliki harapan besar agar anak-anak MAN PK kelak menjadi ulama, ilmuwan, dan akademisi agama, dengan kampus Islam sebagai tujuan studinya, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Basit.

Lebih lanjut, Abdul Basit menegaskan bahwa semangat lahirnya MAN PK adalah mempersiapkan generasi yang memiliki kemampuan agama secara mendalam. 

“Bukan berarti tidak boleh memilih jurusan umum. Namun, ruh MAN PK sejak awal memang untuk menyiapkan ulama dan cendekiawan muslim. Anak-anak diharapkan menjadi pemikir besar seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan ulama besar lainnya,” imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa semangat perjuangan harus terus dijaga. “Kalau bukan ananda semua, siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan para ulama kita. Jangan sampai semangat ananda melemah. Fokuslah pada kiprah MAN PK untuk melahirkan ulama dan cendekiawan Islam sesuai dengan kekhasannya,” pungkasnya. 

Kunjungan dan pembinaan ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh koordinator MAN PK, Aziz Ja’far, memohon keberkahan agar MAN PK MAN 4 Jombang terus melahirkan generasi ulama dan cendekiawan muslim yang berkontribusi bagi agama, bangsa, dan dunia. (hir)