Pengajian Rutin MAN 4 Jombang PP. Mamba’ul Ma’arif, Al birr dan Al itsm
Kab. Jombang (MAN 4) – Pengajian rutin Kitab Majalisus Saniyyah karangan Syaikh Ahmad bin Syaikh Al Fasyani yang diikuti guru dan karyawan MAN 4 Jombang bersama K.H. Abdul Wahab Kholil, berlangsung khidmat. Bertempat di Gedung K.H. Bishri Syansuri Lt. 3 Denanyar, pada Sabtu pagi (6/9/2025), pembahasan sampai pada hadits ke-27 halaman 82.
Dalam sebuah hadits dari Wabishah bin Ma’bad ra, Rasulullah SAW bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebajikan adalah sesuatu yang membuat jiwa tenang dan hati tentram. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengganjal di hati dan menimbulkan keraguan, meski banyak orang membenarkannya.”
K.H. Abdul Wahab Kholil yang juga Pengasuh Pondok Pesantren ar Risalah, Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, menjelaskan hadits tersebut.
“Al-birr (kebaikan) atau segala bentuk perintah Allah. Sedangkan al itsm adalah semua dosa. Jika sesuatu membuat hati tidak tenang dan tidak ingin ada yang melihat, itulah tanda adanya dosa. Setiap kali seorang mukmin berdosa, akan muncul noda hitam di hatinya. Jika tidak segera bertobat, noda itu akan menutup hati hingga mati. Tetapi jika ia beristighfar, Allah akan mengembalikan cahaya itu. Sebaliknya, kebajikan selalu menumbuhkan rasa damai dalam jiwa,” jelasnya.
KH. Wahab juga menambahkan bahwa salah satu tanda hati yang mulai keras karena dosa adalah sulit menerima nasihat dan sulit berempati. Karena itu, akhlak mulia harus terus ditanamkan sejak dini.
“Mari kita tanamkan khusnul khuluq dalam diri kita dan siswa-siswa kita. Dengan akhlak mulia, kita bisa menempatkan kebaikan di berbagai profesi dan membawa manfaat bagi orang lain,” tutur KH. Wahab.
Selain itu, KH. Wahab mengingatkan pentingnya budi pekerti yang baik dalam setiap aspek kehidupan.
“Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apa pun, bisa jadi itu sangat bermakna bagi orang lain. Yang paling banyak memasukkan orang ke surga setelah iman adalah khusnul khuluq atau akhlak yang baik,” ujarnya.
Dalam ceramahnya, KH. Wahab juga menyinggung persoalan birrul walidain. Ia menegaskan bahwa anak wajib menaati orang tua dalam hal kebaikan, namun tidak boleh mengikuti perintah yang bertentangan dengan syariat.
“Kalau orang tua menyuruh pacaran, itu tidak boleh ditaati. Pacaran tidak ada kebaikan, hanya boros waktu, pikiran, tenaga, uang, dan tentunya boros dosa,” tegasnya.
Pengajian rutinan di MAN 4 Jombang menjadi sarana refleksi bagi guru dan karyawan untuk memperkuat pemahaman agama dan meneguhkan peran sebagai teladan akhlak mulia di madrasah. (hir)
